KEMUNCULAN KERAJAAN ABBASIYAH DAN
RENCANA PEMBENTUKANNYA
Menjelang
tahun 132 H perkataan golongan Abbasiyyah dan golongan Alawiyah belum muncul secara nyata di permukaan
sejarah. Sebaliknya di sana terdapat suatu ekspresi yang meliputi kedua-dua
pihak tersebut atau Bani Hasyim atau Golongan Hasyimiyh atau Ahlul
Bait. Mereka semua berjuang menentang golongan bani Umayyah dengan harapan
akan menyandang jabatan khalifah yang mereka anggap sebagai milik mereka yang
telah dirampas oleh golongan Bani Umayyah.
1. Gerakan
Rahasia(100-129 H/ 718-746 M)
Muhammad dikenal sebagai sosok yang
sangat ambisius. Maka, dia pun melahirkan pemikiran untuk mendirikan
pemerintahan Abbasiyah. Dia mulai gerakannya ini sejak tahun 100 H. dia
menjadikan Hamimah sebagai sentral perencanaan, konsolidasi dan sitem kerja
gerakan. Sedangkan Kufah dijadikan sebagai pusat pembentukan opini dan Khurasan
sebagai pusat penebaran opini. Dia memilih orang-orang yang sangat terpilih dan
kapabel untuk menebarkan pemikiran dan rencananya sehingga, gerakan ini
berlangsung sangat rahasia , sangat lamban , penuh siasat,dan cemerlang dengan
menggunakan nama Ahlul Bait.
Setelah
Muhammad meninggal, anaknya yang bernama Ibrahim menggantikannya pada tahun 125
H/742 M. Pada saat itu pemerintahan Bani Umayyah telah mengalami kemunduran
yang sangat setelah meninggalnya Hisyam bun Abdul Malik. Pada saat yang sama
gerakan abbasiyah semakin gencar dan tersebar kemana-mana.
2. Gerakan
dengan Terang-terangan serta Penaklukkan Khurasan dan Irak
Pada
tahun 129H/746M Ibrahim memerintahkan kepada salah seorang panglimanya yang
paling terkenal Abu Muslim al-Khurasani (salah seorang panglima militer yang cemerlang
dan berbahaya serta cerdik) untuk mendeklarasikan gerakan ini di Khurasan. Abu
Muslim pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibrahim. Namun, Marwan bin
Muhammad (Khalifah terakhir Bani Umayyah) menangkap dan mempenjarakannya.
Setelah
Ibrahim ditangkap, dia digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah (
as-Saffah) yang kemudian bersama-sama dengan keluarganya datang ke Kuffah. Dia
tinggal dirumah Abu Salamah al-khalal dan melakukan gerakannya dengan cara
sembunyi-sembunyi.
Panglima
Abu Muslim berhasil mengalahkan Nashr bin Sayyar Gubernur Khurasan dan
menjadikan Khurasan dibawah kekuasaanya pada tahun 130 H/ 747 M. kemudian dia
mengambil alih Irak dari tangan Yazid bin Umar bin Fuhairah pada tahun 132 H /
749 M. Namun, Yazid bin Fuhairah tidak
menyerah pada Bani Abbas kecuali setelah Saffah menjanjikan padanya untuk
memberikan rasa aman. Namun, mereka mengingkari dan mengkhianati janji itu
dengan membunuhnya. Saffah juga membunuh Abu Salamah al-Khalal.
3. Deklarasi
Pememerintahan Abbasiyah
Abdullah
As-Saffah keluar dari persembunyian dan bersama-sama dengan pengikutnya
berangkat menuju Masjid Kuffah dan mendeklarasikan pemerintahannya. Dia dibaiat di msjid itu pada bulan Rabbi’ul
Awwal 132 H/749 M.
4. Perang Zab dan
Penghancuran Pemerintahan Bani Umayyah
Saffah
memberangkatkan pasukannya untuk memerangi Marwan bin Muhmmmad, khalifah
terakhir bani Umayyah dan saat itu bersama dengan tentaranya berada di Zam,
sebuah kawasan dekat Mosul. Marwan dikalahkan dalam perang ini dan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain hingga akhirnya berhasil
dibunuh oleh pasukan Abbasiyah pada tahun 132 H / 749 M. Dengan demikian, seua wilayah pemerintahan
berada dibawah kendali Bani Abbasiyah kecuali Andalusia.
BERDIRINYA PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH
Pemerintahan Bani
Abbasiyyah dinisbatkan kapada Al-Abbas, paman Rasulullah saw. Sementara itu,
khalifah pertama dari pemerintahan ini ada Abdullah(As-Saffah) bin Muhammad bin
Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Pemerintahan ini berdiri pada
tahun 132 H/749 M. Seiring dengan runtuhnya pemerintahan Bani Umayyah.
Peradaban dan kebudayaan Islam tumbuh dan berkembang bahkan mencpai kejayaanya
pada masa Abbasiyyah. Hal tersebut dikarenakan periode ini lebih menekankan
pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah.
MASA PERIODE BANI ABBASIYYAH
1.
Masa
Abbasiyyah I , yaitu semenjak lahirnya daulah Abbasiyah tahun 132 H (750 M)
sampai meninggalnya Khalifah Al-Watsiq 232 H (847 M).
2.
Masa
Abbasiyyah II , yaitu mulai khalifah Al-Mutawakkil pada tahun 232 H (847 M).
sampai berdirinya daulah Buwaihiyah di Baghdad tahun 334 H (946 M)
3.
Masa
Abbasiyyah III, yaitu berdirinya daulah Buwaihiyah tahun 334 H (946 M) sampai
masuknya kam Saljuk ke Baghdad tahun 447H (1055 M)
4.
Masa
Abbasiyyah ke IV, yaitu masuknya orang-orang Saljuk ke Baghdad tahun 447 H
(1005 M) sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol di bawah pimpinan
Hulagu Khan pada tahun 656 h (1258 M)
KHALIFAH-KHALIFAH PADA MASA ABBASIYYAH PERIODE I (132 -347 H/ 749 –
861 M)
1.
Abu
al-’Abbas ibn Muhammad Al-Saffah (132-136 H/750-754 M)
Gelar al-saffah lebih terkenal dengan nama Abu al-Abbas ibn
Muhammad Al-Saffah . Al-Saffah didapat setelah pidato pertamanya, “Sayalah
al-Saffah yang tidak gentar menumpahkan darah bila perlu”. Al-Saffah berarti sang
penumpah darah, yang kemudian menjadi julukannya. Pada masa pemerintahannya
upaya yang dilakukan banyak pada konsolidasi internal dan penguatan pilar-pilar
Negara yang belum stabil. Focus perlawanannya adalah penaklukkan dan
pertempuran di kawasan Turki dan Asia Tengah. Dia memerintah dalam jangka waktu
kurang lebih empat tahun Sembilan bulan dan meninggal dunia pada 17 Dzulhijjah
tahun 136H/9 Juni 754M.
2.
Abu
Ja’far ibn Muhammad Al-Manshur (136-158 H/754-775 M)
Khalifah kedua ini ditunjuk oleh Al-Saffah dan dinobatkan pada hari
wafatnya al-Saffah. Dibidang pemerintahan, dia mendiptakan tradisi baru dengan
mengangkat Wasir sebagai koordinator departemen. Al-Manshur merupakan khalifah
yang sangat rajin dan berhati-hati dalam mengatur pemerintahannya. Ia juga
sangat teliti,cermat, dan disiplin dalam menjaga peraturannya.
3.
Abu
Abdullah Muhammad Al-Mahdi (158-169H/ 775-785 M)
Ia dilantik pada tahun 158H/775M setelah ayahnya, al-Manshur
meninggalkan dan mewasiatkan kepadanya . Sifatnya yang dikenal dikenal adalah
sangat dermawan dan pemurah. Ada peristiwa penting pada masa pemerintahannya
ini anatara lai gerakan Zindik dan Kaum Khawarij. Zindik merupakan sebutan
untuk orang yang menganut agam manawiyah paganistik (yang menyembah nur dan
kegelapan). Al-mahdi meninggal pada 22 Muharram tahun 169 H/ 4 Agustus 785 M,
saat berburu jatuh dari kudanya. Ia memerintah kurang lebih 10 thn beberapa
bulan.
4.
Abu
Musa Al-Hadi (169-170 H / 785-789 M)
Dia selalu mengincar orang-orang zindik dan melakukan tindakan
tegas kepada mereka sebagai mana yang dilakukan oleh ayahnya. Pada masa
pemerintahannya, terjadi pemberontakan yang dipimpin Husein ibn Ali ibn Husein
ibn Hasan ibn Ali di Makkah dan Madinah. Dia menginginkan agar pemerintahan
berada di tangannya. Di Madinah, Husein mendapat kemenangan, istana wali
berhasil diduduki, penjara-penjara di bubarka, dan para tawanan di bebaskan. Ia
wafat pada tanggal 14 rabi’ul awal tahun
170 H/ 13 september 786 pada usia 26 tahun setelah memerintah selama 1 tahun 3
bulan.
5.
Abu
ja’far Harun Al-Rasyid (170-786H/ 786-809M)
Harun Al-Rasyid terkenal sebagai khalifah yang berwibawa, dicintai
rakyat disenangi lawan atau kawan, shaleh, halus budinya,demawan, taat beragama
dan piawai dalam memerintahan sehingga dikenal sebagai penguasa terbesar di
dunia. Ia merupakan mutiara sejarah Abbasiyah dan raja paling agung dalam
sejarah. Pada masa pemerintahanya Islam mengalami puncah kemegahan dan
kesejahteraan yang belum pernah dimasa sebelumnya. Ia meninggal pada tahun 193 H/ 809 M. Dia
memerintah selama 23 tahun.
6.
Abu
Musa Muhammad Al-Amin (193-198 H / 809-813 M)
Al-Amin melarikan diri dan dibunuh pada tahun 198H/813M. Al-Amin
terkenal suka berburu dan berfoya-foya serta banyak melalaikan tugas negas
Negara. Dia memerintah selama kurang lebih 5 tahun.
7.
Abu
ja’far Abdullah Al-Ma’mun (198-218H/ 813-833 M)
Ia dukenal dengan sifatnya yang arif, bijaksana , jenius, pandai
ilmu agama, filsfat, tata Negara, huku, astronomi, dan ilmu-ilmu lain serta
hafal Al-Qur’an dan pandai menafsirkannya. Salah satu jasanya yaitu ia
mendirikan baitul hikmah. Al-Ma’mun meninggal pada tahun 218 H setelah berkuasa
selama 20 tahun
8.
Abu
ishak Muhammad al-Mu’tashim (218-227 H /833-842 M)
Al-Mu’tashim memindah ibu kota Negara ke Samarra (dari bahasa
Assyiria)- Surra man ra’a (senanglah orang yang melihat) Kota ini kemudian
dikenal sebagai tempat pembuatan mata uang Abbasiyyah. Ia meninggal dunia tahun
277H/ 842 M setelah memrintah selama Sembilan tahun.
9.
Abu
Ja’far harun Al-Watsiq (227-232 H/ 842-847 M)
Ia dinobatkan menjadi khalifah pada tahun 277H. Pada masa
pemerintahannya tidak terjadi sebuah peristiwa yang sangat signifikan dan
penting. Ia meninggal dunia pada tahun 223 H setelah memerintah selama 5 tahun.
10.
Abu Al-Fadhl
ja’far Al-Mutawakkil (232-247H / 847-861 M)
Setelah saudaranya, al-Watsiq meninggal dunia, ia dinobatkan
menjadi khalifah. Jasanya antara lain menghapus bid’ah tentang bahwa Al-Qur’an
adalah makhluk. Ia sangat menaruh hormat kepada imam Ahmad ibn Hambal. Ada
peristiwa penting pada tahun 238 H orang-orang romawi melakukan penyerangan di
Dimyath, Mesir. Mereka berhasil dihancurkan dan dibunuh. Sisanya dikembalikan
ke negaranya. Khalifah ini dibunuh pada
tahun 247 H / 861 M. dia menjadi khalifah kurang lebih lima belas tahun.
MASA KEJAYAAN PERADABAN BANI ABBASIYAH
Pada periode pertama
pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasan. Secara politis para
khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik
sekaligus agama. Di sisi lain kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi.
Puvcak kejayaan ini terjadi pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan
anaknya Al-Makmun (813-833 M). ketika Ar-Rasyid memerintah, negeri dalam
keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun ada juga
pemberontakan, dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara hingga ke India.
Pada masanya pula para filusuf,pujangga,ahli baca al-qur'an dan para ulama di
bidang agama. Didirikan perpupustakaan yang yang di beri nama Baitul Hikmah.
Sebagai ibu kota,
Baghdad mencapai puncaknya pada masa Harun Ar-Rasyid walaupun kota tersebut
belum lima puluh tahun di bangun. Di
kota tersebut juga sebagai pusat peradaban dan pusat ilmu pengetahuan yang
sangat maju, baik di bidang agama dan bidang Umum.
a. Bidang Agama
Kemajuan di bidang agama antara lain dalam beberapa bidang ilmu
yaitu:
1.
Fiqh
Pada masa bani Abbasiyah lahir para tokoh bidang fiqh dan pendiri
mazhab antara lain: Imam Abu Hanifah (700-767 M), Imam Malik (713-795 M),Imam
Syafi'i (767-820 M), Imam Ahma bin Hambal ( 780-855 M)
2. Ilmu Tafsir
Perkembangan ilmu tafsir pada masa pemerintahan Abbasiyah mengalami
kemajuan yang pesat. Para ahli tafsir saat itu yaitu: Ibnu Jarir Ath Thabari,
Ibnu Athuyah Al-Andalusi, Abu Muslim Muhammad bin Bahar Isfahani
3 Ilmu Hadis
Diantara para ahli hadis pada sat itu yaitu: Imam Bukhari, Imam
Muslim,Ibnu Majah,Abu Daud.Imam An-Nasai,Imam Baihaqi
4. Ilmu Kalam
tokoh ilmu kalam saat bani abbasiyah yaitu: Imam Abul Hasan
Al-Asy'ari, Washil bin Atha, Aljuba'i
5. ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang berkembang pada masa Abbasiyah adalah ilmu
nahwu,ilmu sharaf,ilmu bayan,ilmu badi',dan aruth. Bahasa Arab dijadikan
sebagai bahasa ilmu pengetahuan, disamping sebagai alat komunikasi antar
bangsa.
b. Bidang Umum
Dalam bidang umum
antara lain berkembang berbagai kajian
dalam bidang filsafat,ilmu kedokteran, Metekatika, Farmasi, Ilmu Astronomi,
Geografi, Sejarah, Sastra.
PEMERINTAHAN
BANI ABBASIYYAH PERIODE II (247-656 H/ 861-1258 M )
A.
CIRI-CIRI UTAMA MASA PEMERINTAHAN BANI ABBASIYYAH KEDUA
1.
Lemahnya
para khalifah dan dominasi kalangan militer terhadap pusat kekuasaan
2.
Munculnya
negeri-negeri kecil akibat banyaknya pemimpin yang memisahkan diri dari pusat
kekuasaan dan pengakuan khalifah terhadap kekuasaan mereka.
3.
Munculnya
peradaban-peradaban Islam masa lalu di masa ini dalam bentuk ilmu pengetahuan,
pembangunan, kemewahan dan foya-foya,
4.
Munculnya
gerakan yang menamakan dirinya sebagai kelompok Bani Hasyim serta gerakan
kebatinan.
5.
Serangan
pasukan salib ke wilayah kaum muslimin.
6.
Serangan
pasukan Mongolia dan dihancurSerangan pasukan Mongolia dan dihancurkannya
pemerintahan Abbasiyyah dan jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H/ 1258 M.
B.
KHALIFAH
BANI ABBASIYAH PERIODE KE II
11.
Abu Ja’far Muhammad Al-Muntashir 861-862 M
12.
Abbul
Abbas Ahmad Al-Musta’in 862-866
M
13.
Abu
Abdullah Muhammad Al-Mu’taz 866-869
M
14.
Abu
Ishaq Muhammad Al-Muhtadi 869-870
M
15.
Abul
Abbas Ahmad Al-Mu’tamid 870-892
M
16.
Abul
Abbas Muhammad Al-Mu;tadid 892-902
M
17.
Abul
Muhammad Ali Al-Mu’tafi 902-905
M
18.
Abul
Fadl Ja’far Al-Muqtadir 905-932
M
19.
Abu
Mansur Muhammad Al-Qahir 932-934
M
20.
Abul
Abbas Ahmad Ar-Radi’ 934-940
M
21.
Abu
Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi 940-944
M
22.
Abul
Qasim Abdullah Al-Mustaqfi 944-946
M
23.
Abul
Qasim Al-Fadl Al-Mu’ti 946-974
M
24.
Abul
Fadl Abdul Karim at-Thai 974-991
M
25.
Abul
Abbas Ahmad Al-Qadir 991-1031
M
26.
Abu
Ja’far Abdullah Al-Qaim 1031-1075M
27.
Abul
Qasim Abdullah Al-Mu’tadi 1075-1094M
28.
Abul
Abbas Ahmad Al-Mustadzir 1094-1118M
29.
Abu
Manshur Al-Fadl Al-Mustarsyid 1118-1135M
30.
Abu
Ja’far Al-Manshur Ar-Rasyid 1135-1136M
31.
Abu
Abdullah Muhammad Al-Muqtafi 1136-1160M
32.
Abul
Mudzafar Al-Mustanjid 1160-1170M
33.
Abu
Muhammad Al-Hasan Al-Mustadi 1170-1180M
34.
Abu
Al-Abbas Ahmad An-Nasir 1180-1225M
35.
Abu
Nasr Muhammad Az-Zahir 1225-1226M
36.
Abu
Ja’far Al-Mansur Al-Muntasir 1226-1242M
37.
Abu
Ahmad Abdullah Al-Mu’tashim Billah 1242-1258M
C.
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING PADA MASA PEMERINTAHAN ABBASIYYAH
PERIODE KEDUA
1.
Dominasi Orang-orang Turki
2.
Pemberontakan Zinj ( 255-270 H/ 828-883 M )
3.
Gerakan Qaramithah ( 277-470H/ 890-1077 M )
4.
Dominasi Buwaihiyun ( Buwaihid )
5.
Dominasi Negeri-negeri Syiah
6.
Gerakan Orang-orang Romawi
7.
Perang Maladzkird ( 463 H/ 107 M )
8.
Dominasi Orang-orang Saljuk
9.
Perang Salib
10. Al-Hasyasyiyun di Benteng Alamaut
dan Dailam ( 483-654 H/ 1090-1256 H )
11. Perang Zalaqah ( 479 H/1086 M)
12. Perang Iqlish ( 502 H/ 1108 M )
13. Perang Arak ( 591 H/ 1194 M )
14. Raja-raja Kelompok Kecil ( 422-898 H/
1030-1492 M )
15. Perang Salib ( 489-692 H/ 1095-1292
M )
D.
SERANGAN MONGOLIA DAN AKHIR PEMERINTAHAN BANI ABBASIYYAH (
656H/1258M )
Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang
berasal dari Asia Tengah. Negeri mereka adalah Mongolia sebuah kawasan terjauh
di China. Meraka adalah orang-orang Badui-sahara yang hedonistic-permisif,
sehingga pasukan Mongolia menghancurkan kota Baghdad dan membunuh khalifah Bani
Abbasiyah.
E.
SEBAB-SEBAB DAN FAKTOR
HANCURNYA PEMERINTAHAN ABBASIYAH
1.
Munculnya
pemberontakan keagamaan seperti
pemberontakan Zinj, gerakan Qaramithah, Hasyasyiyun, serta munculnya
pemerintahan Ubaidiyah.
2.
Adanya
dominasi militer atas khalifah dan kekuasaan mereka sehingga banyak menghinakan
dan merendahkan para khalifah dan rakyat.
3.
Munculnya
kesenangan terhadap materi karena kemudahan hidup yang terdsedia saat itu.
4.
Sesungguhnya factor paling berbahaya yang
menghancurkan pemerintahan Abbasiyah adalah karena mereka telah melupakan salah
satu pilar terpenting dari rukun Islam, yakni Jihad. Andaikata mereka
mengarahkan potensi dan energy umat untuk melawan orang-orang salib, tidak akan
mungkin muncul pemberontakan-pemberontakan yang muncul di dalam negeri yang
ujungnya hanya menghancurkan pemerintahan Abbasiyah.
5.
Akhirnya,
muncul serangan orang-orang Mongolia yang mengakhiri semua perjalanan
pemerintahan Abbasiyah.
F. AKHIR KEKUASAAN BANI ABBASIYAH
Akhir dari kekuasaan Bani Abbasiyah
ialah ketika Bahgdad dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu
Khan, 656 H/1258 M. Hulagu Khan adalah seorang saudara Kubilay Khan yang
berkuasa di Cina hingga ke Adia Tenggara. Baghdad dikebumi hanguskan dan
diratakan dengan tanah. Khalifah Bani Abbasiyah yang terakhir dengan
keluarganya, Al-Mu;tashim Billah dubunuh, buku-buku yang terkumpul di Baitul
Hikmah di bakar dan di buang ke sungai Trigis sehingga berubahlah warna air
sungai tersebut
yang jernih bersih menjadi hitam kelam karena lunturan tinta yang ada pada
buku-buku itu.
Dengan demikian, lenyaplah Bani
Abbasiyah yang telah memainkan peran penting dalam pencaturan kebudayaan dan
peradaban Islam dengan gemilang.
DAFTAR
PUSTAKA
Syalabi, Ahmad.2003, Sejarah kebudayaan islam 3. Jakarta : PT.Pustaka
Al Husna Baru
Al-Usairy, Ahmad.2011, Sejarah Islam. Jakarta : Akbar Media
Amin, Samsul Munir. 2010, Sejarah Peradaban Islam . Jakarta
: Amzah
0 komentar "KERAJAAN ABBASIYAH", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar